By : Embok-AO 7
Redup cahaya menembus kabut
Suasana malampun larut ke dalam sepi yang memukau
Suara langit dan bumipun ikut bergentayangan
Memangut sepi yang tak terbaca
Irama kalbu dari detak jantung kehidupan
Yang diam-diam berbenturan dengan derai angin malam
Membawaku dalam sebuah lamunan masa silam
Disebuah singgahsana yang masih cukup asing bagiku saat itu
Aku dan kau pernah disana
Melintasi padang gersang di tengah kekhilafan
Derap jantung yang serasa lebih cepat dari semestinya
Membuat bibirku gagu malam itu
Meramal isyarat kata hatimu
Bahkan mengeja tiap lekuk sajak cintamu yang menawan
Lalu kau masuki kuasa mimpi bersama rindumu saat itu
Dalam lengking irama sunyi
Kau menyumbu dan merayu
Dalam dekapan yang hangat dan begitu mesra
Kau kecup bibir dan keningku
Seakan begitu tulusnya cintamu padaku
Tapi kini semu a telah lekang oleh waktu
Persetan dengan semua
Begitu mudah kau tinggalkan aku
Begitu mudah kau lupakan semua
Seakan tak pernah ada kisah antara kita
Diriku bak pohon yang kehilangan akar saat itu
Roboh tergoleh di sebuah kamar kecil perkampungan
Tempat ku biasa membawa lamunanku padamu
Sendiri dipenantian yang mengalun diantara lagu kehidupan
Berharap kau akan kembali padaku
Memperbaiki keadaan dan melupakan tentang bagaimana
Cara berpisah
Tapi semua sia-sia…………
Bak laron dan kekunang liar
Aku berkecipak menabuh sangsi dengan asmara rindu
Yang ku rekam tabu sunyi sendiri
Langit seperti meronta
Melebihi suara gendang pada daun telingaku yang letih
Begitu pilu hatiku, makin riuh, tapi sulit tuk bisa bedakan
Antara degup nestapa dengan tarian gemintang yang beringas
Persis seperti hari ini
Nyaris batinku terkapar
Mengenali jejak tanpa tanda
Redup cahaya menembus kabut
Suasana malampun larut ke dalam sepi yang memukau
Suara langit dan bumipun ikut bergentayangan
Memangut sepi yang tak terbaca
Irama kalbu dari detak jantung kehidupan
Yang diam-diam berbenturan dengan derai angin malam
Membawaku dalam sebuah lamunan masa silam
Disebuah singgahsana yang masih cukup asing bagiku saat itu
Aku dan kau pernah disana
Melintasi padang gersang di tengah kekhilafan
Derap jantung yang serasa lebih cepat dari semestinya
Membuat bibirku gagu malam itu
Meramal isyarat kata hatimu
Bahkan mengeja tiap lekuk sajak cintamu yang menawan
Lalu kau masuki kuasa mimpi bersama rindumu saat itu
Dalam lengking irama sunyi
Kau menyumbu dan merayu
Dalam dekapan yang hangat dan begitu mesra
Kau kecup bibir dan keningku
Seakan begitu tulusnya cintamu padaku
Tapi kini semu a telah lekang oleh waktu
Persetan dengan semua
Begitu mudah kau tinggalkan aku
Begitu mudah kau lupakan semua
Seakan tak pernah ada kisah antara kita
Diriku bak pohon yang kehilangan akar saat itu
Roboh tergoleh di sebuah kamar kecil perkampungan
Tempat ku biasa membawa lamunanku padamu
Sendiri dipenantian yang mengalun diantara lagu kehidupan
Berharap kau akan kembali padaku
Memperbaiki keadaan dan melupakan tentang bagaimana
Cara berpisah
Tapi semua sia-sia…………
Bak laron dan kekunang liar
Aku berkecipak menabuh sangsi dengan asmara rindu
Yang ku rekam tabu sunyi sendiri
Langit seperti meronta
Melebihi suara gendang pada daun telingaku yang letih
Begitu pilu hatiku, makin riuh, tapi sulit tuk bisa bedakan
Antara degup nestapa dengan tarian gemintang yang beringas
Persis seperti hari ini
Nyaris batinku terkapar
Mengenali jejak tanpa tanda